SELAMAT DATANG DI ALAN KPR

Sabtu, 07 September 2013


VIVAnews - Direktur Konsumer dan Ritel PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), Darmadi Sutanto, menyatakan bahwa pencapaian pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) pada awal 2013 meleset 30 persen dari target.

"KPR sampai Februari net growth-nya Rp700 miliar, target di awal sebenarnya Rp1 triliun," ujar Darmadi di Jakarta, Kamis 28 Maret 2013.

Menurut Darmadi, hasil ini memang masih di bawah target. Alasannya adalah fenomena tahunan, karena pada Januari dan Februari banyak surat Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) baru yang belum selesai. "Januari dan Februari selalu lebih kecil," ujarnya.

Untuk perolehan nasabah KPR, ia menambahkan, masih didominasi permintaan kredit perumahan kelas menengah dengan pagu harga sekitar Rp300 juta. Namun, BNI juga ingin menyasar pangsa konsumen yang mengambil pagu harga Rp500 juta.

"Rp500 juta itu kami anggap yang lebih stabil, kapasitas juga ditingkatkan, karena di midle low itu harus diingatkan untuk bayar," kata Darmadi.

Meski menyadari bahwa sektor properti berpotensi terjadi fenomena penggelembungan (bubble), Darmadi meyakini bahwa indikasi yang ada masih menunjukkan gejala normal dan belum membahayakan.

Masalah utama yang harus diwaspadai, menurut Darmadi, justru ancaman yang muncul dari kondisi ekonomi global. "Kalau ada perlambatan ekonomi, pendapatan akan turun dan potensinya tidak bisa bayar," kata Darmadi.

Pada 2012, BNI menyalurkan KPR sebesar Rp25,3 triliun. Sementara itu, pada 2011, KPR yang disalurkan sekitar Rp15,18 triliun. (art)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar